BOGOR, KRAKATAUNEWS – Gempa yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten beberapa waktu lalu menjalar ke Kampung Citalahab, Desa malasari Kecamatan Nanggung, Bogor.
Karena insiden itu, sejumlah bangunan yang berada di Kecamatan Nanggung rusak, hal itu memantik perhatian dari sejumlah pihak.
Salah satunya ratusan Bayangkari Polres Bogor. Mereka yang didampingi Kapolres Bogor AKBP AM Dicky Prastika Gading memberikan bantuan berupa sembako di salah satu tempat pengungsian di Kabupaten Bogor, Minggu (28/1/18).
Ketua Bayangkari Polres Bogor Ny Gina Dicky menyampaikan, sangat prihatin atas kejadian gempa Lebak Banten yang mengakibatkan 381 unit rumah di Desa Malasari, Kecamatan Naggung rusak berat.
Baca juga:
“Kami pengurus Bayangkari Cabang Bogor sangat prihatin melihat kondisi disini. Dan terutama anak-anak kecil dan anak yang bersekolah yang utama mereka tidak bisa bersekolah sudah hampir satu minggu. Ditambah anak usia 6 bulan yang seharusnya mereka makan-makanan khusus bayi dengan kondisi seperti ini mereka harus makan makan orang dewasa tentu ini sangat memperihatinkan,” kata Ny Gina Gina menyampaikan di posko pengungsian yang didirikan Polres Bogor di lokasi Kampung Malani lokasi latihan Brimbob.
Dikatakannya, dilokasi pengungsian itu terdapat 56 KK yang kebanyakan anak anak. Jumlahnya sekitar 30 anak anak.
“Hari ini kita memberikan paket sembako. Dan direncanakan hari Rabu bersama pengurus bayangkari pusat akan memberikan apa yang dibutuhkan, sepert selimut, susu bayi, keperluan bayi, keperluan wanita dan perlengkapan sekolah,” katanya.
Sementara, mewakili warga yang mengungsi, Udin (56) mengatakan, mereka terpaksa mengungsi karena takut terjadi gempa susulan. Musabanya pemukiman warga disana berada dibawah perbukitan.
“Kalau rumah saya gak hancur hanya retak-retak. Saya gak berani tinggal disana takut ketimpa batu dari tas gunung, kemarin aja ada batu jatuh dari gunung. Saya pulang paling liat hewan ternak saja ngasih empan rumput ke kambing,” pungkas Udin.
Terpisah, Sekretaris Pemerintah Desa Malasari, Lela menyampaikan bahwa di desa ini total yang ada di pengungsian sekitar 204 Kepala Keluarga.
“Mereka belum berani pulang karena takut terjadi gempa susulan. Mereka ada yang tinggal di pengungsian yang didirkan Polres, Kopassus, dan Korem,” katanya. (andre).