LabuhanBatu, Krakataunews – Proyek pembuatan MCK dan Ipal yang dianggarkan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Dieperkim) dari APBD 2017 sebesar Rp3,3 miliyar di Kabupaten Labuhanbatu pengerjaanya terkesan molor.
Pasalnya, dari Anggaran milyaran rupiah itu belum mencapai target karena hingga saat ini baru 4 titik yang selesai dikerjakan, sedangkan sisa anggaran belum jelas kapan dilaksanakan.
Berdasarkan data dan informasi tang didapat keempat lokasi yang dianggarkan diantaranya dua titik (lokasi) di Kecamatan Rantau Selatan yakni Kelurahan Soldoengan dan Ujung Bandar, kemudan Kecamatan Rantau Utara yakni Kelurahan Padang Matinggi dan Air Pelangi.
Sementara dengan addanya pembangunan MCK dan Ipal tersebut untuk membuat MCK umum, Limbah dari MCK tersebut menjadi pupuk organik, sehingga kegunaan Ipal dapat disiramkan ketanamanan Palawija, buah-buahan dan tanaman lainnya.
Ketika media melakukan konfirmasi kepada PPK Disperkim Labuhanbatu, Apner mengaku, pekerjaan tersebut merupakan sawadaya masyarakat dan dana pembangunan MCK dan Amdal baru 60 peren dari Anggaran Rp3,3 milyar dan sisanya akan segera dilaksanakan.
”Kami akan berusaha agar anggaran tersebut bisa bergulir 100 persen dan dapat di upayakan ke masyarakat,” ujar Apner kepada krakataunews.com.
Dia mengatakan, dalam pembangunan MCK digunakan lahan seluar 5 meter dengan panjang 15 meter dengan anggaran biaya dari 350 – 400 juta rupiah. “Luasnya 5 meter dan panjang 15 meter,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, saat ini proses pengerjaan pembangunan MCK dan Ipal belum selesai dan masih dalam tahap pengerjaan, sedangkan sudah mendekati akhir tahun (Desember).
Sehingga menimbulkan pertanyaan dimasyarakat apakah pekerjan tersebut tidak menyalahi prosedur tata proyek anggaran APBD karena pekerjaan baru dilaksanan 4 titik (lokasi) dengan nilai Rp3,2 milyar itupun dalam proses pengerjaanya dan anggarannya baru dilaksanakan sebera 60 persen. (Julip / red).