LABUHANBATU, KRAKATAUNEWS – Diduga bantuan Pertanian yang diterima kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Labuhanbatu menjadi ajang Pungutan Liar (pungli) oleh oknum Dinas Pertanian setempat.
Betapa tidak, pada tahun anggaran 2017 seperti bantuan alat pertanian berupa mesin Hand Traktor (Jetor) harus mengeluarkan biaya dari Rp2 juta sampai Rp3 juta.
Selain itu bantuan benih padi subsidi setiap kelompok tani harus menebus benih subsidi diatas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian sebesar Rp2500 perkilog gram dan langsung diantar kelokasi.
Namun, petani di Labuhanbatu harus mengambil benih padi subsidi tersebut langsung ke kantor Dinas Pertanian Labuhanbatu sehingga mereka harus mengeluarkan uang sebagai biaya Rp30 ribu berikut dalam perjalanan.
“Petani taunya bantuan bibit padi ika gratis tapi kai mengambilnya ke Rantauprapat Enen indakh pake biaya. Tentang uang Rp.2juta enen memang indakh ada meminta orang dinas tapi ku tinggalkan saja bagen diterima ibu enen,” ujar ketua Kelompok Tani Lubuk Kangkung Desa Sei Nahodaris Kecamatan Panai Tengah Rusli Sabtu,(21/10/2017) dengan logat pesisirnya.
Hal senada dikatakan ketua Koptan Pelita Jaya Desa Swi Nahodari Kecamatan Panai Tengah Ahmad bahwa menjual benih padi bersubsidi kepada anggota mencapai Rp25ribu perbungkus. Namun Ahmad berdalih belum membayar uang administrasi sebagai uang salam atas bantuan alat pertanian Jetor yang diterimanya.
Namun lain halnya dengan pengakuan Ketua Koptan Jaya Tani Desa Sei Rakyat, Ponimin belum lama ini mengatakan bahwa telah memberikan sejumlah uang senilai Rp.2juta kepada Ketua Gapoktan untuk pesan benih padi subsidi sebanyak 1ton tetapi yang diterimanya hanya 625kg.
Selain itu,Ponimin juga telah menyerahkan sejumlah uang senilai Rp.3juta untuk adminitrasi alat pertanian jetor ke Ketua Gapoktannya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Desa Sei Rakyat Kecamatan Panai Tengah, Suyanto melalui telfon selulernya oleh krakataunews.com Sabtu,(21/10) membantah telah menerima dana Rp3 juta dari Ponimin untuk administrasi mesin Hand Traktor dan uang Rp2 juta untuk pesan benih subsidi dari Koptan Jaya Tani.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak Dinas Pertanian Labuhanbatu prihal persoalan ini, karena belum bisa ditemui baik Kadis maupun orang lapangannya. (Julip – red).