KRAKATAUNEWS, TULANG BAWANG BARAT – Diduga Tiyuh Gunung Menanti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) dalam penggunaan DD tahun 2016 dan 2017 kuat dugaan syarat korupsi dan melakukan mark up pada beberapa implementasinya kegiatan.
Betapa tidak, pasalnya dari sejumlah kegiatan yang dilakukan Tiyuh tersebut banyak kejanggalan yang ditemukan baik dari pelaksanan insfratruktur yang ada di lapangan ataupun bidang sarana dan prasarana lainya.
Seperti kegiatan pada tahun 2016 yang digunakan untuk Onderlagh dengan panjang 1.299 meter dengan lebar 3 meter yang berada di RK01 dan RK02 dengan menelan anggaran sebesar Rp389 juta yang diduga kualitas batu onderlagh tersebut tidak sesuai dengan tekhnis dan Standar Oprasional Prosedur (SOP).
Kemudian untuk bangunan Gorong-gorong sendiri dengan panjang 6 meter dan 7 meter masing masing 1 unit dengan menelan anggaran sebesar Rp23,5 juta
Baca juga:
Bukan hanya itu, dugaan pengelembungan Dana (Mark Up) juga dapat dilihat dari bidang seperti penataan Aset dan dan peningkatan Kapasitas Badan Permusyawatan Tiyuh (BPT).
“Untuk penataan Aset sendiri sebesar Rp20 juta dan peningkatan kapasitas BPT sebesar Rp30,7 juta, kemudian pengelolaan keuangan sebesar Rp20 juta dan Kontribusi peserta Whor Shop sebesar Rp.20 juta dan Bola Voli sebesar Rp. 3,9 juta,” ucap sekretaris Tiyuh, Mukholik.
Ali Antoni, Kepalo Tiyuh setempat juga diduga lagi-lagi telah menyalahi aturan dalam pelaksanan DD pada tahun 2017. sebab dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dilaksanakan untuk Onderlagh dengan panjang sebesar 1.433 meter dengam lebar 3 meter yang terletak di RK05, RK02 dan RK03, ternyata tidak sesuai dengan yang ada dilapangan, pasalnya Onderlagh yang dilaksanakan hanyalah berdurasi lebar kurang lebih 280 CM saja,
Selain itu, kejanggalan pengelembungan Dana Desa juga dapat kita lihat seperti mulai dari pembelian satu unit alat mesin babat rumput dan juga kegiatan Musyawarah tingkat desa yang dapat menelan angka Rupiah yang dapat dikatakan cukup signifikat.
“Untuk pembelian alat mesin babat rumput satu unit dengan biaya sebesar Rp.6 juta, kemudian mengadakan kegiatan musyawarah tingkat desa dengan menelan anggaran sebesar Rp.90 juta, serta peningkatan kapasitas Aparatur sebesar Rp.22 juta.,” jelas Kholik.
Kemudian, lanjutnya, untuk pembuatan Gorong-gorong ada lima titik, dengan panjang 6 M X 80 CM. dengan biaya sebesar Rp.3,8 juta yang berada di Suku 02 ada 4 dan suku 05 ada 1, lalu pembuatan Jembatan beton dengan ukuran 2m x 5m dengan biayaa Rp.65,8 juta kemudian, pemasangan Jaringan internet sebesar Rp.13 juta yang terletak dibalai Tiyuh setempat kemudian untuk Kegiatan PKK sendiri sebesar Rp.7 juta
“Pembelian Bola 4 buah Rp. 3 juta lalu LPM sebesar Rp.6,5 juta. Serta pembayaran Insentif untuk guru PAUD .Rp. 2.8 juta kemudian Pembelian Bibit Kambing sebanyak 100 ekor dengan biaya Rp.75 juta lalu pembelian Nutrisi kambing Rp.18,6 juta untuk Pelatihan BUMT Rp.3,8 juta Pendataan aset Rp.2,2 juta lalu Pengembangan laporan keuangan Rp.5,6 juta. Serta Kader pemberdayaan Rp.2,7 juta dan Pelatihan kader Rp.110 juta,” jelasnya.
Selain itu, anggaran Dana Desa Pada tahun 2017 juga dipergunakan untuk Keterampilan kelompok Perempuan sebesar Rp.7,5 juta dan serah terima pembangunan Rp.2,7 juta serta Penyusunan laporan Kepala Tiyuh sebesar Rp.3,5 juta kemudian Penyusunan tata tertib dengan memakan biaya sebanyak Rp.3,5 juta dan Penyertaan modal sebesar Rp.40 juta. (DONI/Ded)