LAMPUNG SELATAN, KRAKATAUNEWS – Kisah pilu Amir Hamzah (33) korban selamat yang sempat melewati maut usai terbawa air banjir bandang yang menerjang sejumlah titik di Ibukota Kalianda Lampung Selatan hingga ketengah laut.
Sesaat sebelum banjir Amir Hamzah saat tim krakataunews.com menemui di RS Bob Bazar Kalianda pada Jum’at (6/4/2018) malam menceritakan kisahnya, sekitar pukul 11.30 WIB tepatnya malam Rabu (4/3/2018) air tiba – tiba datang setinggi lutut orang dewasa hingga masuk kerumah-rumah warga.
Dirinya yang duduk diteras rumah tetangga yang berhadapan dengan rumah miliknya yang kebetulan saat itu sedang dalam tahap pembangunan.
Melihat tingginya air sungai meluap membuat Amir bergegas menyelamatkan barang – barang berharga milik keluarganya, namun tiba-tiba dua orang saudaranya hanyut terbawa air sungai yang tidak jauh dari rumahnya.
Spontan Amirpun langsung berusaha untuk menyelamatkan kedua saudaranya itu sampai akhirnya dirinya ikut terseret air sunagi yang semakin membesar. Beruntung dalam perjuangan Amir satu saudaranya berhasil ditepikan dengan selamat.
Kemudian, Amir kembali berusaha untuk menyelamatkan saudara satunya yakni Samsul Bahri (korban meninggal) dan akhirnya Amir dapat meraihnya dan keduanya berangkulan hingga terbawa air sungai kurang lebih 30 meter dari lokasi rumah mereka.
Namun sayang, pegangan keduanya harus terpisah satu sama lain setelah pepohonan bercampur sampah yang menerjang mereka berdua, sehingga dirinya berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.
Lalu, Amir sempat berpegangan dibawah batang pohon kelapa, namun pegangan itu terlepas setelah sebatang pohom besar tumbang menghantam badannya.
Dalam keadaan letih dan lemas Amir terus berjuang sekuat tenaga demi menyelamatkan dirinya, terlihat nafas ditenggorokan sempat ada celah diantara dahan pohon dan mencoba untuk mengambil nafas untuk memulihkan tenaga yang terkuras meski kaki kanan terjepit kayu yang tumbang.
Tapi, perjuangan Amir tidak sampai disitu, dirinya berusaha melepaskan kaki yang terjepit dan akhirnya kembali terbawa banjir. Hanya bermodalkan pegangan sebatang pohon pisang sebagai alat untuk menopang hingga sampai tiba banjir membawa dirinya ketengah laut.
Ditengah laut dirinya mencoba untuk bertahan hidup dengan berusaha menggapai apa yang ada disekelilingnya hingga menggapai batang pohon pisang yang lain, lalu dengan gigi untuk menyobekan pohon pisang untuk diikat dan dijadikan satu sebagai rakit agar tubuhnya tidak terlepas dan tenggelam dilautan lepas.
Selanjutnya, ditengah laut dirinya sempat bertemu dua kali dengan kapal nelayan dan meminta pertolongan, namun kedua nelayan itu langsung pergi menjauh kemungkinan takut dan mereka mengira bukan manusia.
Diperkirakan sekitar pukul 03.00 WIB dini hari dirinya sampai direal laut Tambak Biru Laut, namun kembali dirinya harus berjuang dan berusaha menepi dengan susah payah untuk menuju bibir pantai selama kurang lebih 2 jam.
Tibalah dirinya dibibir pantai, Amir mencoba mencari bantuan dengan cara merangkak (ngesot) sejauh kurang lebih 3 kilometer, karena dirasa pantatnya sakit dirinya pun memaksakan untuk berdiri dan berjalan tertatih-tatih menahan rasa sakit dikaki kanannya yang terluka akibat terjepit pohon, dengan penuh letih dan lelah dirinya berusaha mencari dan terus berusaha mencari pertolongan.
Akhirnya sekitar pukul 05:00WIB sampailah disebuah tambak biru laut, lalu dirinya berusaha memanjat tembok untuk meminta pertolongan dan bertemu dengan seorang petugas keamanan.
Setelah itu, dirinya ditanya penjaga keamana dan menceritakan bahwa dirinya terbawa arus banjir dari Kalianda, lalu Amir diberikan pakaian dan makanan.
Sekitar pukul 07.30 WIB didampingi Ibu Inun yang kebetulan keluarganya yang ada disekitar usai mendengar adanya Amir Hamzah ditambak biru laut, Amur langsung dibawa ke Bidan Desa di Dusun Pematang Kandis Desa Merak Belantung Kalianda untuk dilakukan penanganan medis awal.
Selang beberapa menit, selanjutnya, Amir Hamzah pun dijemput armada ambulan Rumah sakit Bob Bazar Kalianda usai pihak keamanan dan bidan desa melaporkan, sampai dirumah sakit disambut Camat Kalianda langsung mendampingi Amir untuk penanganan lebih lanjut.
Hingga akhirnya dirinya dirawat secara intensif di RS Bob Bazar Kalianda, Lampung Selatan ( Lamsel) hingga aaat ini dan kondisi korban selamat sudah mulai membaik. (hasan/red).