LABUHANBATU, KRAKATAUNEWS – Tidak diperpanjangnya kontrak 16 tenaga honorer di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Labuhanbatu, menimbulkan kekecewaan.
Sebab, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak Galian C di kabupaten itu tak lepas dari kerja keras para tenaga honorer yang bertugas memungut retribusi tersebut.
Salah seorang tenaga honorer Bapenda Labuhanbatu yang enggan namanya disebutkan mengeluhkan, pihaknya merasa kecewa lantaran kerja kerasnya selama ini tak dihargai.
“kami bekerja sampai malam hari. Tak lain untuk dapat menyetorkan hasilnya kepada pegawai yang datang kelapangan tempat saya memungut distribusi galian C di Desa Janji Krcamatan Bilah Barat,” tuturnya dengan mimik wajah kecewa dengan pemberhentian perpanjangan kontraknya.
Senada juga dikatakan tenaga honorer lainnya, yang bertugas memungut retribusi pajak Galian C di Desa Bangun Sari, Kecamatan Bilah Barat. Ia mengaku, kerja kerasnya yang memicu kenaikan PAD meningkat, justru membuahkan kekecewaan.
“Bahkan, saya bekerja hingga truck yang mengangkut Galian C itu beristirahat. Malahan ini dianggap kami tak bekerja,” sesalnya, saat ditemui Krakataunews di Labuhanbatu, Jum’at (19/1/18).
Menurut Wakil Ketua LSM GARI Labuhanbatu, Ali Sadikin mengungkapkan, keputusan Kepala Bapenda Labuhanabtu tidak memperpanjang kontrak 16 tenaga honorer yang bertugas melakukan pemungutan retribusi pajak Galian C menjadi tanda tanya besar.
Menurutnya, keputusan tersebut tak selayaknya dilakukan. Sebab, belasan tenaga honorer itu telah bekerja maksimal. Bahkan, PAD tahun 2016 sekitar Rp. 29 milyar meningkat menjadi Rp. 32 milyar di tahun 2017,” jelasnya.
Selain itu, LSM GARI juga menyoroti terkait perekrutan kembali tenaga honorer untuk menggantikan 16 tenaga honorer yanh kontraknya tidak diperpanjang itu.
“Itu tidak benar. Tidak semestinya alasan itu menjadi dasar untuk rekrutmen kembali. Ini perlu dilakukan kontrol dari pihak pihak terkait, dalam hal keputusan Kepala Bapenda itu,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Anjloknya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Labuhanbatu nampaknya mengkambing hitamkan tenaga honorer.
Sebab, berdasarkan alasan realisasi PAD yang menurun, sebanyak 16 tenaga honorer kontraknya tak lagi diperpanjang.
Kepala Bapenda Labuhanbatu, Tomy Harahap saat ditemui di kantornya Senin (6/3/2017) menerangkan, tidak diperpanjangnya kontrak terhadap 16 petugas itu berkaitan dengan anjloknya capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak galian C.
Dijelaskannya, capaian target pajak dari galian C tahun 2015 sebesar kurang lebih Rp1,1 miliar dari target Rp1,5 miliar. Sementara tahun 2016 hanya tercapai sekitar Rp275 jutaan dari target Rp1,5 miliar atau hanya sekitar 18 persen.
“Ini lah salah satu indikator mengapa ke 16 petugas pemungut pajak itu tidak lagi kita buat kontraknya. Jadi, bukan dicopot. Kalau dicopot pengertiannya dia masih bertugas, inikan sudah habis kontraknya,” terang Tomy Harahap.
Selain hasil evaluasi tersebut, dirinya juga mendapat laporan sekaligus mengecek kinerja petugas pengumpul pajak yang tidak berada di lokasi saat jam kerja serta kerap dilakukan kesepakatan fakta integritas.
Dia melanjutkan, sebelum tidak dilanjutkannya kontrak terhadap 16 orang petugas pemungut pajak di palang itu, mereka juga melakukan pembinaan.
“Kita sudah buat tim di Januari 2017, di sana diketahui mereka tidak di tempat dan adanya laporan bahwa dana kutipan pajak tidak disetorkan kepada koordinator. Maka kita ambillah tindakan itu,” papar Tomy.
Lebih jauh diterangkan Tommy, setelah ke 16 honorer ini tidak dilanjutkan kontraknya, mereka kembali merekrut tenaga kontrak baru sebanyak yang menggantikan. “Jadi, tidak ada penambahan petugas kontrak itu,” ujarnya lagi.
Kedepan nantinya, lanjut Tomy, jika kembali ditemukan adanya petugas tenaga kontrak yang tidak bekerja sesuai aturan, dan bahkan jika berani tidak menyetorkan kutipan pajak, tak menutup kemungkinan akan dilajukan hal yang sama.
“Jika hasil evaluasi nanti kita nilai tidak mampu bekerja, apalagi tidak menyetor kutipan ataupun terkesan arogan di lapangan, ya kemungkinan digantikan dengan petugas lainnya,” sebutnya. (Julip/red)