KRAKATAUNEWS, JAKARTA – Setiap tahun Hari wanita internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret. Hari Raya Internasional wanita pertama kali diadakan pada tahun 1911. Pergantian peristiwa terjadi untuk menandai prestasi ekonomi, politik dan sosial perempuan.
Hari wanita internasional adalah kesempatan untuk mengkonfirmasi komitmen Italia di kancah internasional, untuk masalah gender. Untuk menghapusnya Italia memberikan dukungan kepada peran perempuan sebagai elemen kunci dari struktur sosial, terutama memusatkan banyak upaya untuk memperbaiki institusi pemasyarakatan perempuan.

Dimana ribuan tahanan memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan kreatif dan produktif dan untuk mengungkapkan mereka potensi kemungkinan kekuatan kesanggupan tenaga tersembunyi dan terpendam.
Pendekatan serupa telah dikembangkan di indonesia, dokumentasi iklan dalam buku “Dibuat di penjara” oleh Evy Amir Syamsudin, yang akan diperkenalkan pada acara khusus ini.
Baca juga:
“Kami ingin karyakan industry dalam lapas khususnya Lembaga Pemasyarakatan Wanita,” ujar Evy kepada awak media.
“Sudah kita adakan selama enam tahun dan respon dari masyarakat sangat tinggi,” katanya.
Tantangan yang terberat para narapidana setelah bebas dan kembali ke masyarakat yaitu “stigma negatif”,mungkin tidak satu orang pun yang mau berbuat kesalahan.
Lembaga Pemasyarakatan (Warga binaan) antara lain Lapas Pondok Bambu, Padang, Malang adapun warga binaan laki-laki di Lapas Cipinang Salemba.
Hadir dalam acara tersebut Yasonna H. Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Duta Besar Italia untuk Indonesia H.E.Victtorio Sandalli, Wakil Gubernur DKI Jakarta Mr.Sandiaga Uno, Pejabat Direktur UNIC (tidak hadir),Ms. .Eshila Maravanyika, dan presentasi buku oleh Mrs.Evy Amir Syamsudin, Presiden the Second Chance Foundation.(Noval/Red).