KATAMATA
Judul: Pilgub Lampung “MURAHAN : HASIL TAWAR MENAWAR PARA PEMBESAR”
Penulis: Syahidan MH (Politisi Lampung Selatan)

MURAHAN : HASIL TAWAR MENAWAR PARA PEMBESAR Adalah MUhammad Ridho ficArdo (MRF), Gubernur Lampung petahana, muda, energik dan ketua partai besar di Lampung (Partai Demokrat). Dengan semua yang telah direngkuh dan ada pada dirinya, sejatinya, tidaklah susah bagi sang Gubernur jika hanya untuk mencalonkan diri untuk periode kedua.
Dengan kemampuan lobi yang ada, ditambah jabatan Gubernur serta Ketua partai yang melekat padanya, mestinya MRF cukup ongkang-ongkang kaki saja dan mestinya parpol-parpol akan datang sendiri guna menawarkan diri supaya bisa dipakai oleh sang petahana.
Namun logika itu sepertinya terbalik, khusus bagi sang gubernur, memang pada awalnya, MRF amat optimis bisa dengan mulus mengumpulkan parpol, guna memenuhi syarat pencalonan. Pada pertengahan tahun 2017, sebenarnya suara parpol untuk mengarahkan dukungannya ke MRF cukup kencang, apalagi sang Wagub Bakhtiar Basri (BB), yang juga ketua DPW PAN Lampung, sudah mendeclearkan dirinya akan maju sebagai wagub, jika ia berpasangan dgn MRF, dgn tambahan kursi PAN di DPRD Lampung, maka muluslah langkah Ridho-Bakhtiar untuk maju pada periode kedua.
Gayung bersambut, adalah Zulkifli Hasan, sang ketua MPR RI sekaligus “bos” besar BB di PAN, dalam berbagai kesempatan Zulkifli Hasan selalu memberikan statemen di Lampung, bahwa PAN akan menyajikan paket Ridho Berbakhti jilid 2. Sontak statemen kakak kandung Bupati Lamsel Zainudin Hasan tersebut membuat parpol-paropol di Lampung mulai merapat ke MRF.
pepatah “dimana ada gula disitu ada semut” agaknya pas disematkan untuk MRF kala itu.
Publik Lampung kala itu amat meyakini MRF akan kebanjiran dukungan dari parpol-paropol . Bahkan, MRF pun tanpa segan-segan mengatakan bahwa Ridho Berbakhti jilid 2 akan membuat koalisi besar dan publik di Lampung amat yakin dengan ungkapan MRF tersebut. Mulai mengalirnya dukungan terhadap MRF itu, membuat sang gubernur tambah pede, maka diapun mulai “melibas” orang2 yang di indikasikan akan menjadi pesaingnya dalam pilgub nanti dan kala itu yang mulai muncul adalah Herman HN (wali kota BL) dan Mustafa (bupati Lamteng).
MRF mulai menggoyang ide dan program Herman HN dalam membuat JFO. Program sang walkot mulai di usik, bahkan pembuatan JFO MBK, sempat menjadi isu nasional dan sempat mula menjadi lahan “unjuk kekuatan” antara Pol PP Prov dan Pol PP Kota BL. Hal sama juga terjadi dgn Mustafa, program ronda sang bupati juga di usili, bahkan ada kesan Mustafa dianggap “anak singkong” oleh MRF.
Ya kala itu MRF amat “PeDe” dengan kekuatan dukungan dari parpol yang mulai mengalir ke dirinya. Namun bak gelombang tsunami, tiba-tiba PAN melakukan gerakan akrobatik dengan mencopot BB dari Ketua DPW PAN Lampung dan mendapuk Zainudin Hasan sebagai ketua DPW PAN yang baru.
Akrobatik PAN berlanjut dan lagi2 di lakukan oleh sang ketua MPR RI yang juga capres PAN Zulkifli Hasan. Ridho Berbakhti jilid 2 “dulu” keluar dari mulutnya dan tiba-tiba pula, dari mulutnya keluar dukungan bahkan diiringi pula dengan terbitnya rekomendasi untuk cagub Arinal Junaidi tertinggallah MRF.
Deklarasi pencalonan Arinalpun diadakan dan berlanjut pula dengan ungkapan puja puji terhadap Arinal, baik dari Zulkifli Hasan maupun dari Zainudin Hasan sang adik yang juga ketua DPW PAN Lampung. Rupanya akrobatik PAN tidak hanya di Lampung, adalah Helmi hasAN, ketua DPW PAN Bengkulu, walikota Bengkulu dan juga adik kandung Zulkifli Hasan, tiba-tiba muncul di tengah-tengah publik Lampung. Helmi Hasan juga sempat “main2” serta melakukan shalat dhuhur di Gunung Sugih, Lamteng.
Bahkan tanpa di duga2 Helmi pun berstatemen di Media massa, bahwa ia siap mundur dari Ketua DPW PAN BENGKULU, jika ia maju sebagai cawagub Lampung. Usut punya usut, rupanya Partai Hanura, kabarnya telah merekomendasikan sekaligus langsung mempaketkan nama Mustafa-Helmi Hasan sebagai cagub-cawagub Lampung.
PAN terus bermanuver, dan terus menggadang2 Arinal yang telah mrk usung, bahkan ketika ada rangkaian HUT Lamsel, Arinal sempat mengadakan jalan sehat di Kalianda dan Gedung Tataan sebagai wahana untuk bersosialisasi dan tak lupa zulkifli Hasanpun ikut mujur bersosialisasi pula sebagai capres yang dibuktikan dgn banyaknya spanduk2 yang megiklankan bahwa zulkifli Hasan adalah Capres RI.
Lepasnya PAN dari tangan MRF, di ikuti oleh Gerindra, yang juga membuat rekom ke Arinal, di ikuti oleh PKB, sementara PKS dan Hanura ada di barisan Mustafa dan PDIP terus menggodok bacalongub dengan metode mereka sendiri. Dengan kondisi ini, nyaris Partai demokrat hanya ditemani oleh sohib nya PPP. Kondisi ini, tentu membuat SBY sang Ketum PD menjadi sedikit galau, SBY pun memberi perhatian khusus terhadap proses pilgub di Lampung.
MRF yang menjadi gubernur petahana, juga tidak tinggal diam, ia mulai gencar melakukan lobi pada parpol-paropol yang ada khususnya PDIP. Sempat mencuat isu bahwa Herman HN akan menjadi wakil Ridho dan sempat pula ada pemberitaan di media, bahwa PDIP tengah mencarikan pendamping Ridho. Pemberitaan tsb, lagi2 membuat publik yakin, bahwa MRF akan mulus melenggang sbg cagub Lampung.
Deklarasi Arinal Nunik sebagai cagub cawagub, kembali membuat jagat politik hangat, dan lagi2 penyulutnya adalah PAN. Di media lokal Lamsel, Zainudin sempat berstatemen, mengatakan “Arinal kurang Ajar” dilanjutkan dgn keluarnya PAN dari kubu Arinal. Pada posisi lainnya, Gerindrapun akan keluar dari Arinal dan ini menjadi lahan baru bagi PAN untuk bermanuver.
Kedua partai tersebut inten melakukan pertemuan untuk menyatukan pendapat, bahkan sempat muncul isu akan ada duet Zainudin-Gunadi. Hal ini bisa dimaklumi, karena tinggal 2 partai inilah yang msh “runtak-rantung” untuk mencari calon, setelah Nasdem, PKS dan Hanura resmi mengusung Mustafa-A Jajuli, PD dan PPP ada di genggaman MRF dan isu santer yang beredar PDIP Akan mengusung RidhoMU (Ridho-Mukhlis).
Akibat isu RidhoMU, maka Herman HN pun sempat berstatemen bahwa ada penghianat di PDIP, ini menambah keyakinan publik, bahwa PDIP akan ke MRF. Dengan kondisi ini, maka PAN, Gerindra harus bersikap dan pilihan mereka akan bersatu dengan membuat poros baru. Bahkan ABN orang dekat Zainudin Hasan sempat berstatemen di koran bahwa PAN dan Gerindra sudah clear berkoalisi dan ABN menyarankan wartawan langsung konfirmasi dgn Gunadi Ibrahim ketua Gerindra Lampung.
Tapi keyakinan MRF berantakan saat PDIP ternyata menugaskan Herman-HN sutono sebagai cagub-cawagub Lampung. MRF tentu kelabakan, karena dengan kekuatan PD dan PPP maka itu belum lah cukup untuk mengusung MRF sebagai cagub. Sementara PAN dan Gerindra sudah teramat kencang isunya akan membuat poros baru.
MRF nyaris gagal maju, tapi tiba-tiba Prabowo Subianto (PS) memerintahkan Gerindra Lampung untuk bergabung ke MRF dan PS pun menyerahkan kepada MRF untuk mencari pendampingnya. Sempat mencuat isu Ridho-Gunadi, sebelum akhirnya SBY mengumumkan paket MUhammad Ridho ficArdo_Helmi hasAN (MURAHAN). Ya inilah paket terakhir cagub cawagub Lampung yang ke 4.
Paket MURAHAN adalah hasil tawar menawar politik untuk menyelamatkan “nama” besar para pembesar di jagat Lampung.
Mudah2an asumsi saya salah dan paket MURAHAN ini benar-benar paket paslon yang punya keinginan kuat untuk memajukan prov Lampung 5 tahun kedepan. Tabiikpuun Sikanduwa cuma nuppang cawa. (*)