SUKABUMI, KRAKATAUNEWS – Masyarakat Desa Kasepuhan Cipta Mulya Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaksanakan upacara adat Serentaun yang berlangsung semarak.
Serentaun merupakan upacara adat kepercayaan masyarakat Suku Sunda di Indonesia yang masih dipertahankan kebudayaan sejak dahulu hingga saat ini, dimana Serentaun itu dilakukan setelah musim panen padi selesai.
Dimana Serentaun ini pada umumnya dilaksanakan setiap tahun secara rutin dan diikuti seluruh warga desa mulai dari anak-anak sampai orang dewasa semuanya ikut ambil bagian dalam upacara ini. Upacara adat ini berlangsung semarak di desa-desa adat Sunda.
“Tradisi Upacara Adat Serentaun ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk rasa syukur dari masyarakat Sunda terhadap hasil panen yang telah didapat,” ujar Uday selaku panitia pelaksana Serentaun. Minggu (17/9/2017).
Dia menjelaskan, dalam ucapacara adat ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar, bahkan wisatawan lokal berkunjung.
Selain itu, kata dia, upacara Serentaun dimeriahkan oleh beberapa dari sponsor serta komunitas Motor Cross,komunitas para tokoh Budaya Sejawa Barat.
“Setiap kali acara (Serentaun_red) ini digelar, selalu banyak wisatawan yang datang berbondong-bondong untuk menyaksikan upacara adat ini,” katanya.
Selanjutnya kata dia, saat ini hanya beberapa desa saja yang masih tetap menjalankan tradisi Serentaun ini yakni Desa adat Kasepuhan Cipta Mulya, Desa Kasepuhan Cipta Gelar dan Kasepuhan Sirna Resmi.
“Upacara Serentaun bagi masyarakat di sini menjadi sebuah hajatan kampung karena hampir semua warga di desa ini terlibat dan merayakan tradisi yang sudah berlangsung secara turun temurun ini,” jelasnya.
Sekedar diketahui, Istilah nama Serentaun berasal dari kata Seren dan Tahun, dimana dalam bahasa Sunda itu dikenal Seren berarti menyerahkan sedangkan Taun adalah Tahun.
“Serentaun merupakan prosesi serah terima dari panen tahun lalu untuk tahun mendatang. Upacara Adat Serentaun dalam pandangan budaya Sunda tidak lain adalah sebagai sarana untuk mengucap syukur kepada Tuhan YME atas hasil panen yang sudah diperoleh.
”Tidak lupa, masyarakat di sini juga berdoa memohon agar panen di tahun mendatang lebih baik dari saat ini. Prosesi seserahan tersebut disimbolkan sebagai pemindahan padi menuju lumbung padi,” pungkasnya. (Fito).